Dukung MP3EN, BUMN Siapkan Investasi Rp836 Triliun

>> Rabu, 23 Februari 2011

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN siap mengalokasikan belanja modal (capex) hingga Rp836 triliun selama 2011-2014 dalam rangka program menjalankan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Nasional (MP3EN).

"Untuk mempercepat dan memperluas pembangunan nasional BUMN menyiapkan investasi Rp836 triliun, dari semula Rp383 triliun, atau melonjak sekitar Rp453 triliun," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Jakarta, kemarin.

Dalam keterangan persnya, Mustafa menuturkan, peningkatan investasi BUMN tersebut akan disampaikan dalam Rapat Kerja yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyonpo bersama Menteri-Menteri bidang Ekonomi, para Gubernur seluruh Indonesia dan para Direktur Utama dari 67 BUMN.

Dalam raker tersebut dibahas peran BUMN yang sangat signifikan dalam pembangunan nasional, baik secara langsung terhadap anggaran, pengembangan sektor usaha, maupun dukungan terhadap kegiatan pro rakyat.

Menurut Mustafa, peran BUMN terkait program pro rakyat, antara lain dilakukan melalui dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Public Service Obligation (PSO) yang mencapai Rp201,3 triliun pada tahun 2010, dan penyaluran dana Program Kemitraan Rp14,1 triliun dengan 750.000 mitra binaan serta program Bina Lingkungan Rp4,3 triliun.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tersebut merupakan akumulasi sampai dengan target 2011 yang penyalurannya disesuaikan dengan bentuk kebutuhan masyarakat seperti pengembangan pedesaan (Kampung BUMN), revitalisasi perkebunan rakyat, pengembangan kewirausahaan dan penghijauan kawasan.

Meski menyanggupi investasi hingga Rp836 triliun hingga tahun 2014, namun Menteri BUMN mengharapkan adanya dukungan pemerintah untuk mewujudkan "equal level of playing field" bagi BUMN untuk menjalankan usaha.

"Dengan adanya unsur kesetaraan dalam menjalankan usaha tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan kontribusi BUMN terhadap negara," ujarnya.

Mustafa membeberkan, bahwa saat ini terjadi kesenjangan peraturan antara BUMN dengan Swasta.

BUMN diwajibkan untuk mematuhi ketentuan yang jumlah dan lingkupnya lebih banyak daripada swasta. Ketentuan yang harus dipatuhi BUMN tersebut adalah UU Perseroan Terbatas (PT), UU Pasar Modal, UU Sektoral, UU BUMN, UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, UU Tipikor, UU Pemeriksaan Pengeluaran dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Sedangkan badan usaha swasta hanya harus mengikuti UU PT, UU Pasar Modal dan UU Sektoral.

"Hal tersebut terutama karena kesalahpemahaman umum tentang BUMN, antara lain adanya anggapan bahwa kekayaan BUMN dianggap kekayaan negara, padahal kekayaan langsung negara pada BUMN hanya sebatas saham. Kerugian BUMN seringkali juga dianggap kerugian Negara dan karenanya masuk dalam ranah hukum Tipikor. Padahal kerugian BUMN adalah kerugian perusahaan, bukan kerugian negara," ujar Mustafa.(*)
(R017/R010)
Editor: Ruslan
COPYRIGHT © 2011

Sumber : www.antaranews.com

Read more...

Indonesia Pamer Keindahan Laut di Golden Dolphin

London (ANTARA News) - Sebanyak enam biro perjalanan pariwisata difasilitasi KBRI Moskow dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, ambil bagian dalam pameran wisata bahari dan pantai yang khusus memasarkan produk wisata terkait dengan laut di Golden Dolphin Moskow.

Keikutsertaan Indonesia dalam pameran yang berlangsung di ruangan prestise bersebelahan dengan Lapangan Merah Kremlin itu, adalah untuk yang pertama kalinya, ujar Penanggung Jawab Pensosbud dan Pendidikan KBRI Moskow M Aji Surya dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA London, Jumat.

Dalam pameran Golden Dolphin yang digelar untuk kesembilan kalinya berlangsung dari 17 hingga 20 Pebruari 2011, Indonesia menjual keindahan resort serta jasa penyelaman di beberapa wilayah Indonesia.

Dubes RI, Hamid Awaludin menyambut baik keikutsertaan Indonesia dalam Golden Dolphin 2011 untuk yang pertama kali. Ia meminta Indonesia harus mulai berani melakukan penajaman promosi wisatanya.

Wisata pantai dan lautan harus dikedepankan karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. "Saya harap di masa datang lebih banyak lagi pengusaha dari berbagai daerah yang ikut dalam pameran seperti ini," ujarnya.

"Bayangkan, Mesir yang sedang dalam keadaan kurang stabil pun masih bisa mengirimkan wakilnya," katanya nenambahkan.

Sementara itu, Yos Amerta yang mewakili Lembeh Hills Resot, menyatakan, kehadirannya di Rusia didasari oleh sebuah perhitungan yang cukup matang.

Maraknya turis Rusia yang datang ke Indonesia dari tahun ke tahun harus dimanfaatkan oleh semua kalangan di seluruh wilayah Indonesia. "Kalau mereka menyukai pantai dan lautan, pastilah mereka juga akan datang ke Selat Lembeh," ujarnya optimistis.

Menurut Suprianda Ruru, penangung jawab pameran dari KBRI Moskow, setiap tahunnya, pameran diikuti sekitar 230 peserta dari 30 negara dengan sekitar 25 ribu pengunjung.

Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, memiliki keanekaragaman kehidupan bawah air. Selain Bali, tercatat lokasi-lokasi wisata bahari yang tersebar di seluruh Indonesia.

Taman Nasional Bunaken dan Selat Lembeh yang terletak di wilayah perairan Sulawesi Utara, merupakan beberapa contoh ekosistem laut tropis Indonesia dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang yang menjadi habitat berbagai macam keragaman species flora dan fauna laut.

Keindahan dan keragaman hayati di tempat-tempat tersebut tidak kalah dibandingkan dengan Great Barrier Reef di Australia, Laut Merah di Mesir dan Kepulauan Maladewa.

Pameran mengetengahkan hal-hal berhubungan dengan wisata air serta kegiatan penunjang rekreasi dan pariwisata bahari.

Dalam pameran itu juga dimeriahkan para perusahaan peralatan selam, perlengkapan foto bawah air, biro perjalanan bahari, kementerian pariwisata berbagai negara dan pelaku bisnis lainnya.

Peserta Indonesia dalam pameran di jantung Moskow tersebut antara lain Tasik Ria Resort and Tasik Divers Manado, Lembeh Hills Resort, Kungkungan Bay Resort, Tasik Divers Bali, Sekar Nusa Villas, dan Minahasa Lagoon. Selain Indonesia, dari Asia Tenggara tercatat Malaysia, Filipina dan Thailand yang juga ikut aktif berpameran.

Dalam catatan KBRI Moskow, jumlah wisatawan asal Rusia yang datang ke Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan, khususnya bagi tujuan wilayah destinasi Bali dan sekitarnya.

Tercatat sekitar 66.839 turis Rusia mengunjungi Indonesia pada tahun 2009, melonjak menjadi 79.100 pada tahun 2010. Terjadi peningkatan 15 persen dalam setahun.(*)

(T.H-ZG/P004)
Editor: Ruslan
COPYRIGHT © 2011
Sumber : www.antaranews.com

Read more...

Indonesia Jaring Wisatawan Baltik di TTTF Estonia

London (ANTARA News) - KBRI Helsinki berupaya menjaring wisatawan dari Negara Baltik dalam pameran pariwisata Tourest Travel Trade Fair (TTTF) 2011 yang digelar di Estonian Exhibiton Center, di Tallinn, Estonia akhir pekan lalu.

Untuk menarik wisatawan Negara Baltik, Indonesia mengusung tema "Ecocultural Tourism in Wonderful Indonesia" dengan menampilkan budaya yang memperoleh pengakuan UNESCO seperti angklung dan batik.

Counsellor KBRI Helsinki, Julianty Dwieliza dalam siaran persnya yang diterima Antara London, Rabu, menyebutkan, anjungan Indonesia dalam pameran itu mendapat kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Estonia, Urmas Paet, yang disambut Dubes RI Helsinki, Harry Purwanto.

Menlu Estonia menyampaikan penghargaan atas partisipasi Indonesia dan mengharapkan hal ini akan dapat lebih memperkenalkan Indonesia sekaligus mendekatkan rakyat dari kedua negara.

Sementara itu, Menteri Perekonomian dan Komunikasi Estonia, Juhan Parts, pada kesempatan terpisah juga menghargai keikutsertaan Indonesia dalam mendukung Tourest 2011.

Tourest 2011 merupakan ajang pameran terbesar di kawasan Baltik yang berlangsung selama tiga hari, dihadiri sekitar 20.853 pengunjung yang diikuti oleh 458 exhibitors dan co-exhibitors dari 25 negara, termasuk Indonesia.

Negara Asia lain yang turut dalam pameran ini berasal dari Thailand yaitu Tourism Authority of Thailand dan Jepang, kerja sama Kedubes Jepang di Tallinn dan Japan Travel Agency.

Ratusan pengunjung mendatangi anjungan Indonesia, meminta informasi tentang pusat tujuan wisata serta bertanya tentang paket berlibur wisata dan tur.

Penjualan paket wisata ke Indonesia, khususnya Bali dan Lombok cenderung meningkat. Beberapa pelaku bisnis pariwisata di kawasan Baltik, antara lain Wris Travel dan Reiseksperd Travel yang menjual paket tersebut juga mengalami adanya peningkatan.

Meningkatnya minat wisatawan Estonia seiring dengan pemulihan ekonomi Estonia, selain dibukanya kembali penerbangan maskapai penerbangan Finlandia, Finnair ke Singapura dan rute Tallinn-Denpasar pada Mei mendatang mampu membuka keran arus masuk wisatawan Eropa, termasuk Estonia, ke Indonesia.

Bahkan, Finnair pada Tourest 2011 ini menawarkan paket perjalanan wisata ke Bali dari Tallinn dengan harga tiket sekitar 849 euro.

Jumlah kunjungan wisatawan Estonia ke Indonesia menunjukkan trend meningkat dari tahun ke tahun, pada 2009, tercatat sekitar 1.200 orang, dan 2010 sekitar 1.500 orang, sebelumnya masih di bawah seribu bahkan 2005, baru 300-400 orang.

Perkembangan positif ini dimanfaatkan KBRI untuk mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sejalan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara.

Setidaknya terdapat lima tour operator terbesar di Estonia yang menjual paket wisata dan paket tur Indonesia, yakni Reiseksperd Travel, Wris Travel, Union Travel, Germalo Travel, dan Karol Travel.

Selain Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Lombok menjadi salah satu tujuan wisata alternatif bagi masyarakat Estonia yang hendak menghabiskan masa liburannya di tempat yang jauh dari keramaian turis mancanegara.

Anjungan Indonesia menyajikan informasi mengenai sejumlah tujuan pariwisata nusantara, seperti Bali, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Komodo dan Candi Borobudur dipilih sebagai icon utama anjungan Indonesia tahun ini.(*)

(T.H-ZG/M012)
Editor: Ruslan
COPYRIGHT © 2011

Sumber : www.antaranews.com

Read more...

ICW: Kerugian Akibat Deforestasi Rp71 Triliun

JAKARTA: LSM Indonesia Corruption Watch (ICW) memperkirakan bahwa kerugian yang diderita negara akibat laju deforestasi hutan di Indonesia diperkirakan dapat mencapai hingga sekitar Rp71 triliun.

Berdasarkan data riset ICW yang diterima di Jakarta, hari ini menyebutkan kerugian dari aspek laju deforestasi hutan pada periode 2005-2009 mencapai 5,4 juta hektare atau setara Rp71,28 triliun.

Jumlah tersebut, masih menurut ICW, terdiri atas kerugian nilai tegakan (Rp64,8 triliun) dan provisi sumberdaya hutan/PSDH (Rp6,48 triliun).

Hal itu diperkirakan juga masih dapat ditambah dengan kerugian yang diderita negara akibat dana reboisasi yang tidak didapatkan.

ICW juga memaparkan, LSM lainnya Human Rights Watch (HRW) juga pernah meluncurkan riset pada 2009 yang menyebutkan bahwa praktik korupsi dan mafia sektor kehutanan setidaknya merugikan negara rata-rata Rp20 triliun per tahun.

Angka tersebut dinilai tidak sebanding antara risiko kerusakan dan kerugian yang diderita dengan pendapatan negara.

ICW mengingatkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah merilis kajian terkait 17 masalah sistemik dalam perencanaan dan pengawasan kawasan hutan.

Sebanyak sembilan dari 17 masalah sistemik tersebut terkait masalah regulasi, tiga terkait kelembagaan, empat terkait Tata Laksana, dan satu terkait manajemen sumberdaya Alam.

Hal itu dinilai menunjukkan adanya masalah serius dalam pengelolaan hutan di Indonesia.

Untuk itu, LSM tersebut mendesak agar segera direalisasikan reformasi dan pembenahan di sektor kehutanan, dan mendesak Menteri Kehutanan untuk segera memperbaiki 17 masalah sistemik yang telah dirilis KPK. (msw)


Sumber : www.bisnis.com

Read more...

PTPN IV Bidik Produksi CPO 700.000 Ton


MEDAN: PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Medan tahun ini menargetkan produksi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) sekitar 700.000 ton atau meningkat hanya 1,55% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.

Direktur Produksi PTPN IV Medan Balaman Tarigan mengakui BUMN perkebunan itu hanya menargetkan produksi CPO sekitar 700 ribu ton yang berasal dari kebun sendiri sebanyak 546.000 ton dan pembelian dari kebun masyarakat sebesar 150.000 ton.


“Penaikan produksi CPO hanya 1,55% karena memang rendemen minyak sawit PTPN IV sudah pada puncaknya 24,15%. Kalau pun dipaksa untuk meningkatkan produksi CPO sudah tidak mampu lagi karena memang tingkat rendemen paling tinggi hanya 24%,” ujarnya kepada Bisnis di Medan hari ini.

Menurut dia, manajemen BUMN itu sudah berupaya keras untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit dengan target 23,76 ton per hektare per tahun. Kemampuan bibit yang ditanam, jelasnya, memang hanya sebesar itu.

Oleh karena itu, lanjut dia, untuk replanting kelapa sawit tiga tahun terakhir telah menanam bibit yang mampu menghasilkan produktivitas TBS 25 ton per tahun per hektare.

Sesungguhnya, kata dia, saat ini PTPN IV coba menanam bibit kelapa sawit yang kandungan minyak intinya lebih banyak dibandingkan dengan CPO karena harga minyak inti jauh lebih tinggi dibandingkan harga minyak sawit mentah. “Persoalannya bibit yang dihasilkan PPKS [Pusat Penelitian Kelapa Sawit] Medan dengan inti lebih besar masih reralit terbatas, sehingga tidak bisa ditanam secara besar-besaran.

Sebelumnya, Direktur PPKS Medan Witjaksono Darmosaskoro mengatakan saat ini penghasil kecambah kelapa sawit itu sedang berupaya mengembangkan bibit kelapa sawit yang minyak inti lebih banyak dibandingkan dengan minyak sawit mentah. “Harga minyak inti jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak sawit mentah. Jadi, saat ini pekebun diarahkan untuk menanam bibit sawit yang mampu menghasilkan minyak inti dibandingkan dengan minyak sawit mentah,” tuturnya.(api)

Sumber : www.bisnis.com

Read more...

Pemda Diminta Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

MALANG: kalangan industri pupuk organik di Kab, Malang mendesak pemerintah daerah mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik agar kelangsungan usaha mereka bisa terjaga.

Direktur PT Tiara Kurnia Arianda Dwi Wanto, produsen pupuk kimia yang pabriknya berlokasi di Wajak Kab. Malang, mengatakan saat ini ada 18 pabrik pupuk organik di Kab. Malang dan 11 pabrik diantaranya bermitra dengan PT Petrokimia Gresik.

Sebelas pabrik dimaksud, yakni PT Tiara Kurnia Dwi Wanto, PT Gresik Cipta Sejahtera, CV Agro Sumber Sumur, PT Hikmah Jaya Putra, CV Makmur Abadi, CV Dhamma Jaya, CV Pancuran Mas, CV Adi Jaya, PT Molindo Raya Industrial, PT Darma Kerta, dan PT Sumberaya Kendimas.


“Kapasitas produksi masing-masing pabrik pupuk organik yang bermitra dengan PT Petrokimia itu sebesar 10.000 ton per tahun, namun realisasinya hanya 2.500 ton per tahun per pabrik karena serapan di pasar kurang,” kata Kurnia Dwi Wanto seusai menghadap Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Malang Abdul Malik di Malang, hari ini.

Dengan hanya memproduksi 2.500 ton per tahun, lanjut dia, maka berat bagi pabrikan. Antara biaya produksi dan penghasilan yang diterima pabrikan tidak seimbang.

Padahal, lanjut dia, dari segi luasan areal tanam baik padi, tebu, maupun palawija yang mencapai 150.000 hektare di Kab. Malang mestinya produksi pupuk sebesar 10.000 per pabrik per tahun bakal terserap dengan mudah.

Asumsinya, setiap hektare menggunakan pupuk organik sebanyak 0,5 ton. “Padahal tebu, kebutuhan pupuk organik mestinya dua ton.”

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Serapan pupuk organik rendah. Seperti produksi pupuk organik PT Petro Gresik. Pada 2010, perusahaan tersebut memproduksi pupuk organik sebesar 660.000 ton, namun serapan di pasar hanya 210.000 ton. Padahal harga pupuk tersebut telah disubsidi menjadi hanya Rp700 per kg.”

Rendahnya serapan pupuk organik di pasar, lanjut dia, selain karena rendahnya pemakaian pupuk tersebut oleh petani juga disebabkan kebijakan pemerintah memberikan bantuan langsung pupuk (BLP) organik.

Selain itu, Pemprov Jatim juga memberikan bantuan berupa alat pembuat pupuk organik. Dampaknya petani bisa memenuhi kebutuhan pupuk organik secara mandiri.

Penyebab lain, dia akui, ada beredar pupuk organik yang kualitas produksinya kurang bagus. Produksi pupuk belum mengacu Peraturan Menteri Pertanian No. 28 tahun 2009 tentang Pupuk Organik. Akibatnya petani kecewa dan mereka menjadi bergantung pada pupuk kimia.

“Padahal antara pupuk kimia dan organik harus saling melengkapi. Penggunaan pupuk semata tanpa dibarengi pupuk organik bisa menyebabkan tanah tidak bisa ditanami.”

Karena itulah, dukungan dari Pemda terhadap penggunaan pupuk organik di kalangan petani perlu lebih digalakkan. Selain kebijakan-kebijakan pemerintah terkait penggunaan pupuk organik bagi petani jangan sampai mematikan usaha produksi pupuk organik di tingkat lokal.

Yang juga perlu dilakukan, pemantauan terhadap produksi pupuk organik di Kab. Malang. Sebelum diedarkan di pasar, produksi pupuk organik tersebut harus benar-benar memenuhi Permentan tersebut.

Sekda Kab. Malang Abdul Malik berjanji akan mengevaluasi kebijakan mengenai perpupukan di Kab. Malang. Namun di sisi lain dia minta pabrikan juga aktif mencari peluang pasar.

Salah satu terobosan yang bisa diupayakan, lanjut dia, mengusulkan agar petani tebu mendapatkan alokasi bantuan pupuk organik bersubsidi. Karena itulah, pekan depan Pemkab Malang, pabrikan pupuk organik, pabrik gula, dan petani akan bertemu membahas masalah tersebut.(api)


Sumber : www.bisnis.com

Read more...

Semen Gresik Gandakan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif

SURABAYA: PT Semen Gresik (Persero) Tbk menggandakan penggunaan bahan bakar alternatif berupa sekam padi dan limbah pertanian menjadi rata-rata 500 ton per hari dari 250 ton per hari sebagai pengganti batu bara.
Penggunaan bahan bakar alternatif itu akan diaplikasikan perseroana mulai pertengahan tahun ini di pabrik BUMN semen itu di Tuban, Jawa Timur.
Kepala Divisi Penelitian Pengembangan & Jaminan Mutu Semen Gresik Enggun Purwoko mengatakan diversifikasi bahan bakar itu telah dilakukan sejak 2009 guna mengefisiensikan biaya produksi seiring dengan terus meningkatnya harga batu bara.

Menurut dia, penggunaan bahan bakar alternatif berupa sekam padi, serbuk gergajian, ataupun limbah pertanian lainnya dilakukan melalui rekayasa teknologi oleh karyawan Semen Gresik sendiri.
Prosesnya dilakukan secara bertahap dan hingga 2010 telah diaplikasikan terhadap satu lini mesin produksi dengan kebutuhan bahan bakar alternatif 200 ton–250 ton per hari.
Pabrik Semen Gresik di Tuban terdiri dari tiga unit pabrik, yang ditingkatkan kapasitas produksi tahunannya dari semula 8,5 juta ton menjadi 10,1 juta ton per Desember 2010. Adapun kebutuhan bahan bakar batu bara saat ini sekitar 4.500 ton per hari.
“Kami menyiapkan penambahan penggunaan bahan bakar alternatif menjadi dua lini, di mana diversifikasi bahan bakar ini bisa menghemat biaya produksi miliaran rupiah per tahun,” ujarnya kemarin.
Pengadaan bahan bakar alternatif itu dikerjasamakan dengan para pemasok dari sejumlah kabupaten di Jatim, termasuk koperasi yang berpeluang memasok sekam ataupun limbah pertanian untuk kebutuhan Semen Gresik.
Enggun menambahkan inovasi yang bertujuan mengefisiensikan kegiatan produksi semen terus dilakukan, dan penemuan teknologi baru yang tergolong prioritas langsung diimplementasikan, di antaranya di bidang diversifikasi bahan bakar. (hl)

Sumber : www.bisnis.com

Read more...

Peringkat Investasi RI Ditargetkan Masuk 100 Besar


JAKARTA: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan peringkat Indonesia bisa naik ke urutan 100 dalam doing business 2012 versi Bank Dunia yang akan di rilis pada kuartal IV/2011.


Posisi Indonesia saat ini berada di urutan 121 dari 183 negara dan kawasan ekonomi di dunia. Posisi tersebut turun enam peringkat dari posisi sebelumnya 115 pada 2010.

Kepala BKPM Gita Wirjawan mengatakan Indonesia kini telah banyak melakukan perbaikan di bidang investasi, salah satunya dalam hal proses perizinan.

"Kita terus menyikapi permasalahan di bidang investasi, salah satunya dengan sistem pelayanan terpadu satu pintu [PTSP] dan juga koordinasi antara pusat dan daerah," katanya di Jakarta hari ini.

Dia berharap dengan perbaikan-perbaikan tersebut akan membuat peringkat Indonesia naik ke posisi 100 besar.

"Ini memang sangat ambisius dan mudah-mudahan bisa tercapai, tentunya dengan penyelesaian atas hambatan-hambatan yang ada," jelasnya.

Untuk 5 tahun ke depan, Gita mematok target peringkat doing business Indonesia bisa menempati posisi 75 besar. "Lima tahun ke depan kalau bisa sih di top 75," ujarnya.

Optimisme yang sama juga disampaikan oleh Sekretaris Menteri PPN/Sekretaris Utama Kepala Bappenas Syahrial Loetan.

Menurutnya, untuk mencapai peringkat 100 besar bukanlah hal sulit bagi Indonesia, terlebih saat ini pemerintah sudah bekerja keras menyelesaikan berbagai hambatan di bidang investasi. "Kalau bagus itu di bawah 50 peringkatnya," katanya.

Berdasarkan laporan doing business 2011 Bank Dunia, Indonesia di bandingkan dengan negara-negara Asean berada pada urutan keenam atau di bawah Singapura (1), sementara Thailand (19), Malaysia (21), Vietnam (78), dan Brunei Darussalam (112).

Laporan tersebut dibagi atas sembilan indikator, a.l. memulai bisnis (Indonesia pada indikator ini di peringkat 121), mendapatkan kredit (peringkat 116), melindungi investor (peringkat 44), dan perdagangan lintas negara (peringkat 47).(er)

Read more...

Gita Akui Pengembangan 14 Kapet Tak Mulus

JAKARTA: BKPM mengungkapkan bahwa pengembangan 14 Kapet tidak berjalan mulus seperti tercermin dari realisasi investasi swasta dalam lima tahun terakhir yang hanya sebesar Rp27,5 triliun atau 3,41% dari total investasi nasional.
Gita Wirjawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menuturkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 89/1996 yang telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Kepres No.150/2000. Namun, dalam pengembangannya tidak mulus mendatangkanb investasi karena ada sejumlah hal yang menghambat.

“Sampai saat ini ada 14 Kapet yang ditetapkan. Realisasi swasta, baik penanaman modal asing dan dalam negeri, selama periode 2005-2010 sekitar Rp27,5 triliun atau 3,41% dari total realisasi investasi nasional yang sebesar Rp809 triliun,” ujar dia dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, hari ini.

Menurutnya, dari 14 Kapet tersebut, hanya 3 yang sukses mendatangkan investasi, yakni Banda Aceh Rp22,3 triliun, Batu Licin-Kalimantan Selatan Rp3,07 triliun, dan Bitung-Manado Rp3,46 triliun. “Sementara 11 KAPET lainnya belum bisa mendatangkan investasi.”

Padahal, lanjut Gita, pemerintah sudah memberikan dukungan fiskal guna merangsang minat investor di Kapet. Fasilitas tersebut meliputi pengurangan penghasilan netto sebesar 30% dari jumlah penanaman modal selama 6 tahun (5% per tahun), penyusutan dan/atau amortisasi yang dipercepat, dan kompensasi kerugian fiskal mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut maksimal 10 tahu, dan pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan subyek pajak luar negeri sebesar 10% atau tarif yang lebih rendah menurut persetujuan penghindaran pajak berganda yang berlaku.

Gita mengakui ada sejumlah penghambat dalam pengembangan Kapet. Pertama, lokasinya belum mencerminkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan penggerak pembangunan di wilayah sekitarnya. “Cakupan wilayahnya terlalu luas sehingga kurang efektif.”

Kedua, ketersediaan infrastruktur dasar masih terbatas, seperti jalan, listrik, pelabuhan, telekomunikasi, bahan baku, dan air bersih. Ketiga, secara kelembagaan tugas dan kewenangan Gubernur sebagai Ketua Badan Pengelola Kapet tidak jelas diatur dalam Kepres No.150/2000.

“Terakhir, promosi investasi Kapet masih relatif minim karena keterbatasan anggaran,” tuturnya.

Hal senada juga diakui oleh Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo. Dia merinci infrastruktur dasar yang belum memadai di Kapet, a.l. pelabuhan, transportasi, bahan baku, tenaga kerja, dan energi,.

“Juga ada pertimbangan [yang menghambat] seperti akses pasar, kemudahan perijinan, ijin usaha yang kondusif, dan kepastian hokum,” katanya.
(ln)

Sumber : www.bisnis.com

Read more...

Musnahnya Burung Picu Punahnya Tanaman

Opini: Jangan sampai hal ini terjadi di Indonesia yang tengah marak mengekploitasi kekayaan alam bahkan terlihat seperti tanpa ilmu dan hati.Karena kekayaan alam bisa punah dan cuma cerita saja dan kita jadi negara miskin.(saat ini miskin hati/jiwa tidak masuk ukuran penilaian kesuksesan pembangunan sehingga sustainable development hanya semu saja).

====================================

Jakarta (ANTARA News) - Musnahnya spesies burung di dunia berdampak dengan rusaknya tanaman karena banyak tanaman yang bergantung pada burung untuk penyerbukan dan penyebaran bibit mereka.

Masuk akal jika populasi burung menurun akan berdampak pada spesies tanaman seperti musnahnya dua burung jenis bellbird (Anthornis melanura) dan stitchbird (Notiomystis cincta) di suatu semak belukar di North Island, Selandia Baru.

Bunga semak Rhabdothamnus solandir bergantung pada kedua burung tersebut untuk penyerbukan. Dave Kelly dari Universitas Canterbury di Christchurch, Selandia Baru dan rekannya membandingkan tanaman di North Island dengan tanaman cagar alam yang dirawat baik di tiga pulau kecil dimana burung-burung tersebut hidup.

Dibantu Tangan

Tim peneliti telah menyerbuk 79 tanaman di seluruh North Island dan di tiga pulau tempat cagar alam. Kemudian membandingkan buahnya dengan buah dari bunga yang belum tersentuh di lokasi tersebut.

Sekitar 70 persen dari bunga di North Island dan pulau-pulau kecil menghasilkan buah lantaran dilakukan penyerbukan. Tanpa bantuan ini, hanya 22 persen bunga di North Island yang menghasilkan buah. Jelas jauh jika dibanding dengan 58 persen di pulau cagar alam.

Buah di North Island rata-rata lebih kecil dan, secara rata-rata, menghasilkan kurang dari 84 persen bibit dibanding buah di pulau-pulau kecil. Hal itu menjadi tanda bahwa benih mereka tidak diserbuki secara maksimal.

Pengurangan produksi benih dipengaruhi oleh populasi Rhabdothamnus solandri, karena terdapat sedikit tanaman muda di North Island dibanding di pulau-pulau kecil itu.

Masih Ada Waktu

Kelly yakin hal itu dikarenakan kurangnya penyerbukan oleh burung. Pengamatan di lapangan menunjukan burung mengunjungi hingga 80 persen bunga dimana bellbird dan stitchbird masih berkembang, tetapi hanya seperempat dari bunga itu ketika burung-burung telah menghilang.

"Kepunahan tanaman cenderung lebih lambat dari hewan, karena tanaman hidup lebih lama," kata Kelly.

"Kami punya waktu untuk mengatasi hal itu," katanya, seperti menghitung ulang populasi stitchbirds dan bellbirds di North Island. Dia memperkirakan bahwa Rhabdothamnus solandri dapat hidup lebih dari 150 tahun.

"Ini benar-benar menarik," ujar Martine Maron, seorang ahli ekologi burung di Universitas Queensland di Brisbane, Australia. Burung bertanggung jawab untuk penyerbukan sebagian besar tanaman berbunga, "masalah ini mungkin terjadi di seluruh dunia," katanya.

"Ini bukan hanya tentang kehilangan satu spesies dari muka bumi," tambah Maron dikutip New Scientist. "Kehilangan spesies kunci dari wilayah lokal dapat menyebabkan keruntuhan ekosistem."

(Adam/S026)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Sumber : www.antaranews.com

Read more...

Habibie: Budaya-Iptek Penting untuk Ciptakan Manusia Unggul

Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden BJ Habibie mengatakan, sinergi antara budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi penting untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

"Sumber daya manusia yang mempunyai iman dan taqwa harus serentak menguasai, mendalami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)," katanya dalam orasi budaya menyambut Milad Ke-30 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia dalam orasinya berjudul "Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Rangka Mengatasi Kemiskinan dan Persaingan Global", untuk menghasilkan manusia yang unggul harus mensinergikan pendidikan dan kebudayaan.

"Seseorang tidak cukup beragama atau berbudaya saja, karena hanya akan menjadi orang yang baik. Sebaliknya, tidak cukup pula seseorang mendalami ilmu pengetahuan saja, karena hanya akan menjadikannya sosok yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan," katanya.

Ia mengatakan, selain berperilaku baik, sumber daya manusia unggul harus juga bisa menguasai ilmu, sehingga meningkatkan kualitas hidup di sekitarnya. Jika tidak memiliki keterampilan atau uang, maka tidak bisa memberi nilai tambah dan tidak bisa melakukan apa-apa.

"Muhammadiyah selama ini telah sukses mensinergikan budaya dan iptek, sehingga berhasil menciptakan tokoh-tokoh nasional yang kritis," kata mantan Wakil Presiden (Wapres) itu.

Menurut dia, meskipun bukan almamater Muhammadiyah, dirinya bersyukur organisasi keagamaan itu telah menghasilkan tokoh-tokoh yang kritis. Tokoh-tokoh seperti itu seharusnya jangan dimusuhi.

Selain itu, manusia unggul harus mempunyai rasa cinta terhadap segala hal, termasuk pekerjaan. Cinta yang sesungguhnya itu memiliki lima karakteristik, yakni murni, suci, sejati, sempurna, dan abadi.

"Saya bisa menjadi seperti ini, karena menikmati penuh proses cinta," kata mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) itu.
(B015*H010/B010)
Editor: Bambang
COPYRIGHT © 2011

Sumber : www.antaranews.com

Read more...

Konsumsi Energi Indonesia Lebih Banyak Untuk Nonproduktif

Yogyakarta (ANTARA News) - Konsumsi energi di Indonesia sebagian besar digunakan untuk kegiatan nonproduktif yang hanya sedikit bernilai ekonomis, kata Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Harwin Saptoadi.

"Kegiatan nonproduktif itu di antaranya sektor rumah tangga dan transportasi keluarga. Hal itu menyebabkan konsumsi energi menjadi boros atau tidak efisien," katanya di Yogyakarta, Senin.


Ia mengatakan konsumsi energi di Indonesia juga untuk menopang industri manufaktur yang boros energi tetapi menghasilkan komoditas berharga rendah.

Padahal, menurut dia, di negara maju energi digunakan secara efisien untuk kegiatan produktif yang menghasilkan komoditas berharga tinggi, atau negara tersebut pertumbuhan ekonominya ditopang oleh industri jasa yang bernilai ekonomis tinggi tetapi lebih sedikit memerlukan energi.

"Oleh karena itu, usaha keras untuk efisiensi energi harus tetap dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa," katanya.

Ia mengatakan meskipun potensi sumber daya energi terbarukan sangat melimpah di Indonesia, pemanfaatannya secara riil sebagai pembangkit energi listrik masih sangat kecil.

"Di sisi lain, sumber daya energi biomassa di Indonesia tidak bisa diabaikan, karena terbukti mampu menyumbang 17,59 dari total pasokan energi nasional pada 2008, hanya kalah dari minyak bumi (37,01 persen) dan batu bara (26,24 persen)," katanya.

Menurut dia, biomassa tersebut tidak dapat dibandingkan dengan batu bara. Batu bara adalah "the real fuel", sedangkan biomassa agak sulit disebut sebagai bahan bakar, meskipun mampu terbakar karena kandungan "combustibles" yang dimilikinya.

Dengan demikian, tidak terlalu mengherankan jika densitas energi dua jenis bahan bakar tersebut jauh berbeda, karena biomassa terbentuk hanya dalam orde tahunan sedangkan batu bara terbentuk setelah puluhan juta tahun.

Ia mengatakan salah satu kekurangan biomassa adalah densitas energinya yang rendah. Jika biomassa digunakan sebagai bahan bakar utama di suatu pembangkit listrik skala besar, maka laju "volumetris input" yang dibutuhkan pasti sangat besar.

"Di sisi lain, pemakaian limbah biomassa pada pembangkit listrik skala kecil (lokal) membutuhkan biaya investasi spesifik yang tinggi, operator yang banyak, dan memiliki efisiensi termal yang rendah," katanya.

Menurut dia, dengan memperhatikan berbagai potensi dan hambatan, solusi yang diperlukan adalah "co-firing" atau "co-combustion", yakni pembakaran bersama antara batu bara dan biomassa di ruang bakar PLTU skala besar yang sudah ada.

"Namun, lebik baik jika PLTU batu bara itu berlokasi dekat dengan sumber limbah biomassa (kurang dari 50-80 kilometer) sehingga biaya transportasi biomassa tidak terlalu tinggi," katanya.
(B015/M008/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Read more...

Metanolisis Ubah Limbah Pabrik Sawit Jadi Biodiesel

Jakarta (ANTARA News) - Proses metanolisis menggunakan katalis asam dan basa mampu mengubah limbah pabrik minyak goreng sawit menjadi biodiesel sesuai standar spesifikasi solar Pertamina.

Limbah atau hasil samping dari pabrik minyak goreng sawit yaitu "Palm Fatty Acid Distillate" (PFAD) atau biasa disebut Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMS) selama ini belum dimanfaatkan, kata Kepala Balai Besar Teknologi Energi BPPT Dr Soni Solistia Wirawan di Jakarta, Jumat.

Nilai ekonomi PFAD yang rendah ini, menurut dia, bisa ditingkatkan menjadi sumber bahan bakar nabati pengganti solar yakni biodiesel (metil ester) apalagi saat ini harga minyak dunia terus melonjak mendekati 100 dolar AS per barel.

Proses pembuatannya menggunakan proses metanolisis dua tahap yaitu proses esterifikasi dengan katalis asam H2SO4 dan proses transesterifikasi dengan katalis basa yaitu NaOH serta serangkaian proses pencucian dengan air panas secara bertingkat, ujarnya.

Soni menjelaskan PFAD tersusun atas asam lemak bebas yang tinggi, sisa dari pengolahan minyak sawit mentah (CPO) dari pabrik minyak goreng, dengan susunan kimia yakni asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat.

Bentuknya yang padat pada suhu ruangan, ujarnya, menyulitkan pemanfaatannya sebagai biodiesel dengan cara konvensional.

Balai Besar Teknologi Energi telah melakukan riset untuk pemanfaatan limbah ini menjadi biodiesel dengan optimasi proses, perbandingan pereaksi dan katalis kemudian melakukan pembuatan biodiesel dari PFAD pada skala laboratorium hingga menguji karakteristiknya dan memaparkannya dalam tabel.

Katalis asam H2SO4 dipilih karena harganya lebih murah, memiliki reaktivitas yang baik, mudah dicuci, dan memiliki tingkat korosivitas yang rendah sedangkan katalis basa dipilih NaOH karena murah, tersedia dalam padatan, mudah larut dalam metanol dan air serta memiliki reaktivitas yang baik.

Dengan proses ini diperoleh biodiesel yang mengandung kadar asam lemak bebas yang tinggi serta berbentuk padat dengan kualitas yang memenuhi standar dan aman bagi mesin diesel, ujarnya.

Proses yang diteliti bersama sejumlah kolega peneliti tersebut sudah dipatenkan dan sudah dikembangkan menjadi pabrik biodiesel dengan kapasitas 100 ton biodiesel per hari, katanya.
(D009/B009/A038)Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Sumber : www.antaranews.com

Read more...

Pendapatan pedagang Bandung justru anjlok akibat cabai

>> Selasa, 01 Februari 2011

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Pendapatan pedagang sayuran di pasar tradisional di Kota Bandung anjlok, ditengarai akibat melonjaknya harga cabai rawit yang sempat menembus Rp100.000 per kg.Agus Eep, pedagang sayuran di pasar Cihaurgeulis Suci, Bandung, mengatakan selama sebulan terakhir ffb ini pendapatannya turun hingga 50% akibat komoditas sayurannya banyak tidak terserap.


“Faktor utamanya karena harga cabai rawit, semenjak harganya naik terus, masyarakat mengurangi pembelian mereka, sehingga cabai di pedagang pun tidak terjual,” katanya kepada bisnisjabar.comhari ini.Dia mengutarakan kini pendapatan pedagang berpeluang terus turun seiring banyaknya komoditas sayuran yang juga mengalami penaikan harga a.l. bawang merah.

“Hingga pekan ini harga bawang merah sudah naik lebih dari 56% menjadi Rp25.000 per kg, masyarakat pun sudah mulai mengurangi konsumsi mereka terhadap komoditas ini,” jelasnya. (MSU)

Read more...

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP